Tuesday, December 9, 2014

PERBANDINGAN KAPASITAS MESIN

BESAR BELUM TENTU BOROS


Masih ada anggapan bahwa kalau kapasitas mesin (CC) besar, akan boros konsumsi bahan bakar. Benarkah demikian…?

Secara logika memang tidak disalahkan, sebab dengan CC besar, berarti diameter dari piston juga lebih besar atau langkah piston panjang. Menjadikan mesin memiliki daya isap campuran bahan bakar dan udara juga lebih besar.

Tapi ingat konsumsi bahan bakar tidak hanya ditentukan oleh kapasitas mesin saja. Saat ini, belum tentu mesin dengan kapasitanya kecil lebih irit disbanding mesin dengan kapasitas besar. Bisa jadi justru kebalikanya.


KAPASITAS MESIN

Dari hasil tes yang dilakukan oleh OTOMOTIF menunjukkan kalau kapasitas mesin besar belum tentu lebih boros disbanding saudaranya dengan mesin kecil. Seperti All New Toyota Avanza 1.3 G A/T, konsumsi bahan bakar dalam kota 1 liter untuk 8,9 kilometer. 

Bandingkan dengan All New Toyota Avanza 1.5 S A/T dalam kota bisa 9,8 kilometer. Demikian juga luar kota. Grand Toyota Altis 1.8 A/T konsumsi luar kota 1 liter hanya untuk 11,4 kilometer, sementara dengan mesin 2.0 A/T mampu sampai 13,8 kilimeter.

POWER TO WEIGHT RATIO

Ada 4 hal yang menyumbang tingkat konsumsi  bahan bakar. Perbandingan antara beban dan tenaga (power to weight ratio) menjadi hal yang harus diperhatikan.
Ilustrasinya, Toyota land cruiser yang diberi mesin Toyota Avanza. Yang akan terjadi, konsumsi bensinya akan jadi sangat boros. Sebab, pengendara harus menginjak pedal gas lebih dalam untuk menjalankan mobil.

Lalu bagaimana memilihnya…?

Contoh, mobil A bobotnya 1 ton dengan tenaga 150 dk. Sementara mobil B bobotnya hanya 800 kg, namun dengan tenaga 90 dk. Pada mobil A, untuk setiap  1 dk berarti membawa beban 0,11 kg. Berarti membawa beban mesin untuk menggerakkan mobil lebih enteng ada di B.

DESAIN PISTON

Desain dari mesin itu sendiri memiliki pengaruh terhadap konsumsi bahan bakar. Kebanyakan tipe mesin sekarang long stroke, yakni diameter pistonlebih kecil disbanding langkah piston. Mesin ini memiliki torsi yang besar sehingga cocok untuk kepadatan lalu lintas.

Diameter dan langkah dari piston ini sangat berkaitan dengan torsi mesin. Nah, semakin cepat mesin mendapat torsi maksimal, maka konsumsi bahan bakar juga jadi irit.


Dari beberapa kali OTOMOTIF melakukan test drive, mobil dengan kapasitas mesin besar memperoleh torsi justru di putaran lebih rendah. Seperti Mazda CX-5, yang berkapasitas 2.500 cc, torsinya di putaran 3.250 rpm, sementara yang 2.000 cc ada di 4,000 rpm.

TEKNOLOGI PENDUKUNG

Teknologi mesin yang diusung juga mampu menjawab tantangan kapasitas mesin besar. Saat ini hadir dualVVT-I dan juga Valvematic dimiliki oleh Toyota. Pada dualVVT-Ipembukaan waktu katup yang diatur bisa pada sisi intake dan exhaust. Sedangkan VVT-I mengatur intake saja.


Sedangkan pada valvematic lebih canggih lagi. Saat ini hanya ada di Toyota Nav-1. Bukan saja waktu yang diatur namun juga ketinggian pembukaan katup, bervariasi mulai 1 – 11 mm.

Saat mesin idle, mungkin hanya terbuka 1 mm, sementara ketika kencang bisa 11 mm, memungkinkan udara masuk lebih banyak. Dengan teknologi ini, konsumsi bahan bakar lebih efisien di segala putaran mesin.

Sumber : Tabloid OTOMOTIF

No comments:

Post a Comment