Saturday, December 6, 2014

KONDISI MESIN SEHAT = BAHAN BAKAR IRIT

Melanjutkan artikel terdahulu tentang tips bahan bakar hemat untuk kendaraan mobil, saya bahas kembali yang berkaitan dengan hemat BBM yang ada hubunganya dengan performa mesin.

Kondisi mesin berpengaruh besar terhadap konsumsi bahan bakar. Jika mesin sehat, tentu pembakaran jadi efisien. Beberapa indikator yang bisa menunjukkan apakah dapur pacu kendaraan sehat atau butuh pengobatan. Nah...apa saja indikator tersbut, yuk kita lihat satu persatu.
     
     1.  BUSI
  
Kondisi elektoda busi bisa menunjukkan kondisi pembakaran, apakah terlalu kaya atau miskin. Yang bagus warnanya coklat kekuning-kuningan. Jika elektroda busi terlihat hitam, artinya pasokan bensin terlalu kaya. Sebaliknya kalau terlalu putih pucat berarti miskin atau jumlah bensin yang masuk kurang. Yang jika perbandingan udara dan bensin sesuai dengan angka stokiometri yakni 14,7 : 1. Angka 14,7 berarti molekul udara dibakar bersama 1 molekul bensin. Jika angka itu bisa didapat , maka performa optimal dan konsumsi bahan bakar irit.


Jika sudah tahu pembakaran tidak pas, maka mesin mesti dilakukan penyetelan biar konsumsi bahan bakar jadi irit. Mobil lawas biasanya bisa distel, beda dengan mobil injeksi saat ini, jarang yang melenceng.
     
      2.      KOMPRESI LEMAH

Penyebab lain konsumsi BBM boros diakibatkan kompresi ruang bakar bocor. Efeknya tenaga menjadi loyo, makanya bahan bakar jadi boros.


Kalau kompresi bocor, salah satu indikatornya saat uji emisi gas buang, CO jadi tinggi dan lambda di bawah 1, karena banyak bahan bakar terbuang percuma. Cara yang paling jitu untuk mengecek kebocoran kompresi dengan menggunakan compression tester. Kompresi bocor ternyata banyak penyebabnya. Diantaranya penyetelan celah klep kurang tepat.Posisi timing camshaft meleset, lobe camshaft aus, valve dan seat valve rusak, paking kepala silinder rusak, ring piston, serta piston dan permukaan silinder aus.

      3.   TES EMISI GAS BUANG

Cara lain yang mudah untuk mengetahui kondisi mesin bisa lewat uji emisi. Setidaknya ada 3 parameter utama yang dilhat, yatu lambda, CO (kabon monksida) dan HC (hidro karbon). Pembakaran yang pas jika lambda 1, kalau CO dan HC mesti di bawah batas yang ditetapkan pemerintah. Jika lambda di atas 1, artinya pembakaran terlalu kering, lantaran jumlah bensin yang disuplai kurang, sedangkan di bawah 1 baerarti terlalu basah.


Nah, untuk HC menurut standar dari pemerintah untuk mobl di bawah tahun 2007 sebesar 700 ppm, sedang tahun 2007 ke atas maksimal 200 ppm. Sedang kadar CO standarnya untuk mobil di bawah tahun 2007 sebesar 3% sedang untuk tahun 2007 ke atas 1,5%. Makin besar angka HC dan CO, menunjukkan molekul bensin dan udara yang tak terbakar dan lolos ke udara bebas makin banyak. Salah satu penyebabnya pengapian lemah.

      4.      KEBERSIHAN SENSOR

Salah satu cara membuat konsumsi bahan bakar tetap seperti standar pabrikan, adalah dengan menjaga kondisi sensor-sensor mesin, seperti MAF (Mass Air Flow), MAP (Manifold Absolute Pressure) dan O2 Sensor.


Semua sensor harus dijaga kebersihanya. Sebab sensor akan memberi input data ke ECU denagn satuan volt dalam rentang 0,1 sampai 5 volt.Dalam rentang yang kecil itu, jika data tidak akurat maka dapat berimbas pada kinerja mesin. Bisa pembakaran jadi lean atau bahkan rich. Keduanya tidak menguntungkan, dan punya dampak negatif. Apalagi jika lampu MIL (Malfunction Indicator Light) menyala, ECU membaca terjadi masalah pada saah satu atau beberapa sensor. Maka akan langsung memerintahkan kendaraan bekerja dengan sistem safe mode.

Pada mode ini, ECU memerintahkan suplai bahan bakar ekstra supaya kendaraan aman dikendarai. Jadi jika melihat MIL menyala jangan disepelekan,walaupun kendaraan bekerja  dalam keadaan normal. 

Paling mudah untuk mengerjakan sendiri  tentunya MAF. Karena biasanya sensor tersebut mudah dijangkau. Cukup gunakan contact cleaner atau pembersih khusus MAF sensor. Namun jangan sekali-kali memasang jika masih basah, bisa terjadi konslet dan merusak ECU. Habis dibersihkan, diamkan hingga 15 menit sampai benar-benar kering.

Intinya jika sensor bersih, data yang dikirim ke ECU menjadi akurat. Bukan dengan membersihan sensor itu akan lebih iit dari keadaan baru keluar dari pabrik, namun seirit kendaraan brand new. Ini salah satu faktor memaksimalkan efisiensi bahan bakar.

Demikian penbahasan tentang kondisi mesin sehat, semoga dapat bermanfaat.

No comments:

Post a Comment